Ada yang bilang sok sibuk, ada yang bilang kuliah gitu-gitu aja atau yang
lebih parah kuliah kok santai banget ya. Sebenarnya masa kuliah selalu
memberimu cukup banyak pilihan, semua tergantung dengan target dan pencapaian
seperti apa yang kamu inginkan.
Kamu tidak bisa menjadi sosok yang sama seperti ketika kamu masih berada di
sekolah, karena tingkatan yang kamu injak saat ini lebih tinggi daripada
sebelumnya. Kuliah adalah masa dimana kamu bisa mengeksplor potensi yang ada
dalam dirimu tanpa batas. Sebagai mahasiswa kamu harus menuntut dirimu sendiri
untuk menjadi yang tidak biasa-biasa saja sebelum kamu menyesal ketika sudah
lulus nanti. Ingat, kesempatan berada di bangku kuliah cuma sekali seumur hidup
lho ya. Yakin nggak nyesel nih?
1. Kalau Merasa Penasaran, Ya
Wajib Dicoba. Kalau Nggak Suka, Ya Harus Dipelajari. Mahasiswa Bro, Bukan Anak
SD
Sebagai mahasiswa kamu pasti sering merasa penasaran terhadap segala hal,
dimulai dari kegiatan di kampus, organisasi di luar kampus, bahkan isu-isu yang
sedang panas-panasnya. Semakin kamu peka terhadap keadaan sekitar semakin kamu
tau berbagai hal yang tidak pernah kamu pikirkan, sehingga hal tersebut dapat
memancing pikiranmu untuk lebih terbuka dan kritis. Bukalah mata, kalau
penasaran cari tau, bukan malah takut duluan.
Tantang dirimu sendiri, kamu tidak pernah tau tolak ukur kemampuan yang
kamu miliki kalau nggak mau mencoba, ya kan? Ketika sesuatu hal yang tidak disukai
menjadi tuntutan baru untuk dipelajari, kamu bisa apa? Toh nggak merugikan lho,
kamu malah bisa menggali lebih dalam kekuatan pada dirimu, karena ada banyak
hal yang perlu dipelajari di luar sana. Jangan hanya memandang segala hal dari
satu sisi.
Kamu perlu menuntut dirimu sendiri sebelum menuntut orang lain untuk
melakukan ini itu. Bukan melulu akademik saja yang perlu dikejar, kamu butuh
banyak pengalaman dan bertemu dengan orang-orang yang akan menginspirasimu
untuk lebih baik. Kamu tidak bisa berhenti di satu tempat saja, ketika
passionmu sudah tercapai apa kamu tidak perlu mempelajari hal lain? Nyatanya,
tidak ada keterbatasan dalam dirimu kecuali kamu sendiri yang membuat batasan
itu. Kamu butuh tegas terhadap dirimu sendiri, dear
2. Daripada Fokus Untuk Menjadi
Pemenang Mending Berusaha Menjadi Sosok yang Bisa Diandalkan
Sewaktu SMA kamu mungkin sosok yang selalu berprestasi tapi bukan anak
organisasi, atau sosok yang tidak selalu berprestasi tapi selalu ribet dengan
urusan-urusan ini itu, atau bisa jadi sosok yang nakal dan selalu ditandai oleh
guru. Terus ada sisi bodoh amat gitu ya dengan orang-orang yang mondar-mandir
di depan kantor guru atau ruang pelayanan, yang penting kamu bisa menikmati dan
menghabiskan masa SMA dengan indah, bener nggak? Belum juga kalo jadi
korban bullying, mau membantah atau melawan juga harus punya
rasionalisasi kuat yang masuk akal dan benar, ya kan?
Tapi sayangnya masa menjadi pelajar SMA sudah habis, kamu tidak bisa
menjadi yang biasa saja seperti ketika di sekolah. Upayakan berada selangkah di
depan daripada yang lain, menjadi sosok yang flexible dan irreversible. Jika
mampu meletakkan kepercayaan dirimu di tempat yang tepat, maka mereka akan
mengapresiasimu, karena sejatinya keberadaan manusia perlu untuk diakui maka
lakukan sesuatu yang bisa menginspirasi orang lain dan bisa menjadi panutan.
Bukan untuk menjadi pemenang diantara yang lain atau mencari nama bahkan
jabatan di kampus, tapi lakukan dengan ikhlas dan kemantapan, karena kamu tau
pola pikir yang akan menentukan kepribadian dirimu. Dengan menjadi pribadi yang
tidak biasa dan bisa diandalkan, orang lain akan menaruh kepercayaan padamu,
karena mereka yang berusaha menjadi pemenang belum tentu bisa diandalkan
3. If You re Stuck At The
Bottom, Grow Flowers There
Salah jurusan? Ah itu sudah basi. Bertemu dengan dunia baru, yang bahkan
kamu nggak punya gambaran apa-apa kenapa kamu masuk jurusan tersebut. Kamu juga
sering curhat kesana-kemari seolah-olah merasa nggak tahan berada di tempatmu
yang sekarang. Nggak kayak orang lain, bisa dengan mudah mendapatkan apa saja
yang diinginkan dan diobsesikan. Bukan berarti kamu tidak memperjuangkan
hal-hal yang kamu inginkan, hanya saja terdapat banyak faktor internal atau
eksternal yang melatarbelakanginya dan perlu lebih banyak usaha untuk
mendapatkan semua yang kamu inginkan. Kamu tidak bisa menyalahkan takdir,
karena masih ada banyak jalan tikus yang bisa dilewati hehe.
Seharusnya itu luar biasa kan? Karena kamu berbeda dari yang lain. Hingga
akhirnya kamu berpikir bahwa masuk kuliah itu nggak gampang, ada banyak
perjuangan dibaliknya. Lalu kenapa di sini kamu malah nggak bersyukur dan nggerundel? Kenapa
nggak nyari temen sebanyak-banyaknya siapa tau bisa menjadi alasan kamu betah
di tempat barumu, ya kan? Terus kalau merasa jurusan dan nggak sesuai
dengan keinginan kamu lantas kamu akan berhenti dan menyerah begitu saja? Ah
mentalnya sama aja kayak anak SMA dong kalo gitu.
Coba perhatikan dengan baik paragraf di atas, ada kata “merasa” lho. Jadi
bisa disimpulkan itu hanya perasaan kamu saja. Kenapa kamu bilang kamu “merasa”
salah jurusan? Karena kamu belum mencoba untuk jatuh hati padanya. Hal ini
tidak berlaku pada jurusan saja, mungkin juga kepanitiaan, bisnis yang kamu
jalankan, komunitas atau unit kegiatan mahasiswa yang kamu ikuti. Stuck awalnya
memperkuat alasanmu, tapi tanpa kamu sadari dibalik kata stuck ada
banyak hal yang bisa kamu lakukan dan bukan malah menjadi halangan. Jika kamu
memutuskan untuk berhenti maka kamu telah membunuh keinginan orang-orang di
sekitarmu atau mereka yang menaruh harapan padamu.
Jadikan hal ini sebagai momentum baik dan semua hal yang tidak kamu sukai
akan berbalik menjadi berkah yang berkali-kali lipat. Bukan sekedar melewati
sebuah proses panjang, rasa penasaran menjadi sebuah tantangan. Ketidaksukaan
menjadi suatu kewajiban untuk dipelajari. Kamu mengikuti banyak kegiatan yang
menurutmu baik. Entah suatu kebetulan atau memang sudah direncanakan, yang
awalnya kamu mengira akan tersesat masuk di jurusan tersebut, ternyata malah
dari situ kamu bisa berkembang dan semua akan berjalan dengan seimbang. Jalan
terbuka lebar apabila kamu mau belajar dan mampu bersabar
4. Sudah Bukan Saatnya (lagi)
Mencari Aman di Zona Nyaman
Hey, kamu sudah mahasiswa lho yang notabene diwajibkan
untuk menjadi sosok yang nggak cuma omong aja, melainkan ada aksi nyata untuk
perubahan di sekitarmu. Bukan saatnya mencari aman, kamu bukan anak SMA yang
cuma bisa ngikut kesana-kemari, mudah terbawa arus dan mudah terdoktrin
lingkungan sekitar, bukan juga sosok yang takut pidato di depan umum, atau cuma
bisa nuruti peraturan yang ada. Ingat, bahwa semakin tinggi tingkatan yang kamu
pijak semakin kamu berada jauh dari zona nyaman.
Kamu perlu melawan pribadimu yang lama dengan bertemu pribadi baru,
menumbuhkan karakter baru. Buang jauh-jauh pribadi kamu yang lembek, nggak
semangat, penakut, kurang bertanggung jawab atau pendiam yang cuma bisa nurut
sana-sini. Ketika semboyan anak kuliah “harus mandiri” dikumandangkan, ya
gimanapun caranya harus telaten menghadapinya. Belum lagi kalau berurusan
dengan birokrasi kampus, dosen pembimbing, dekan beserta jejerannya ataupun
rektor, bahkan juga dengan instansi luar kampus atau pihak-pihak yang asing
bagimu, kata siapa itu mudah? Nggak sama sekali! Karena kamu pasti
dilempar kesana kemari dan butuh berkali-kali kamu harus meyakinkan mereka
dengan statement yang kamu punya, bahkan ditatap dengan sebelah mata
seolah-olah “kamu lho siapa di sini?”, entah untuk urusan nilai, kepanitiaan
acara, organisasi atau himpunan, rencana studi atau urusan finansial.
Apalagi mereka yang otoriter, segalanya akan terlihat benar dan mudah tapi
sistem yang ada menurutmu kurang tepat. Ketika semangatmu yang sudah kembali
tiba-tiba dengan gampangnya opini mereka yang kamu kira akan mendukung
segalanya ternyata malah menjatuhkan. Begitulah perubahan, mampu membawa banyak
kebohongan dan bodohnya kebohongan itu banyak yang percaya. Beranikan diri
untuk mengutarakan apa yang kamu mau, jadilah agen perubahan yang mau berubah
tanpa berulah. Mereka yang hebat tidak berasal dari zona nyaman.
Untuk apa mencari aman jika ujung-ujungnya kamu tidak menemukan jati
dirimu. Kamu perlu ambisi untuk bangkit, sebelum orang lain yang akan mengambil
alih dan mengontrol dirimu. Mau dijadikan boneka? Nggak kan
5. Manfaatkan Waktu dan
Kesempatan Untuk Mengexplore Jati Diri
Buatlah target untuk ke depan sesuai dengan prioritasmu. Ketika sudah
menginjak semester baru kamu harus sudah punya pandangan dan output apa yang
akan kamu capai di semester ini. Jika kamu ingin mengikuti berbagai macam
project atau lomba, mengadakan seminar atau kegiatan di luar kampus maka
manfaatkan kesempatan yang kamu punya untuk menggali potensimu. Asalkan kamu
tidakBOLEHmenomorduakan
akademik.
Kuliah adalah masa dimana kamu bisa mengeksplor jati dirimu dengan
seluas-luasnya, karena kesalahanmu masih dapat ditolerir ketika kamu masih
mahasiswa. Sampai kamu tau apa yang kamu mau. Kalau sudah tau maka pelajari
dengan sungguh-sungguh. Ketika tau apa yang kamu lakukan kamu pasti percaya
diri, karena kalau bukan kamu yang percaya ya siapa lagi. Jangan lama
menghabiskan waktu untuk mencari jati diri, cobalah sesuatu yang berbeda. Pada
dasarnya, kekuatan untuk mendorongmu bangkit dari status siswa menjadi
mahasiswa ada pada dirimu sendiri.
Sempatkan waktumu untuk memperdalam hobi yang kamu punya dengan mengikuti
kegiatan-kegiatan yang bermanfaat seperti lomba atau seminar. Jika kamu
tertarik dengan kewirausahaan cobalah untuk membuat bisnis kecil-kecilan di
sekitar kampusmu, seperti berjualan makanan, jasa desain grafis hingga jasa
pembuatan kaos. Mungkin juga bisa membuka tempat les kecil-kecilan di rumah
atau kosanmu.
Dengan begitu kamu akan bertemu dengan mereka yang memiliki passion yang
sama seperti dirimu, meskipun dari latar belakang yang berbeda, jurusan atau
universitas yang berbeda tapi kamu bisa belajar lebih kepada mereka. Semisal
kamu memiliki hobi fotografi atau travelling maka sempatkan
waktu luangmu untuk berkunjung ke tempat-tempat baru, explore segala
hal yang belum pernah kamu temukan. Gunakan me-time yang kamu
punya dengan menciptakan moment-moment sebaik-baiknya dan usahakan memiliki
dampak positif bagi dirimu dan orang di sekitarmu. Create yourself,
kamu yang harus memilih apa yang akan kamu lakukan, bukan hanya menikmati saja
6. Memancing Jiwa Sosial dengan
Membangun Relasi Sebanyak-Banyaknya
Temukan ketertarikan pada dirimu dan lingkungan sekitarmu dengan membentuk
jaringan, membangun relasi, merangkul teman-teman angkatanmu dan lebih peka
terhadap permasalahan yang dialami oleh temanmu. Kamu tidak bisa acuh tak acuh
karena kamu akan tertinggal dengan seleksi alam yang tetap berlaku sampai
kapanpun. Semakin luas jaringan pertemananmu semakin banyak pula wawasan yang
kamu miliki karena secara tidak langsung cara berpikirmu akan semakin terbuka. Semakin
banyak kita membantu orang, akan semakin banyak pula bantuan yang kita
dapatkan.
Tidak ada yang perlu ditakutkan ketika berkenalan dengan orang-orang baru,
karena tak jarang dari mereka bisa membantumu untuk mencapai tujuan. Anggaplah
berkenalan dengan orang baru sebagai sebuah tantangan dan kesempatan sekaligus.
Bukan hanya untuk keperluan tugas, membangun hubungan baik dengan teman
mahasiswa dalam kampus maupun luar kampus juga sangat dianjurkan demi masa
depanmu. Apalagi jika kamu mampu membuat koneksi dengan dosen-dosen ataupun
orang-orang di dunia kerja. Usahakan tidak berteman dengan yang itu-itu saja,
kamu perlu membuka dirimu untuk lingkunganmu. Dari mereka kamu bisa belajar
berbagai hal dan jadikan mereka sebagai sebagian dari keluarga di kotamu
mencari ilmu.
“If you want
to go somewhere you like but no one else wants to, go by yourself. You’ll meet
people with similar interests as you.”
Hal-hal yang tidak bisa didapat kalau kamu belajar sendiri adalah caramu
belajar bersosialisasi dengan orang lain. Tingkatkan kemampuan dan kreatifitas
dalam menyelesaikan masalah. Tidak ada salahnya kamu pergi ke suatu kafe lalu
berbincang-bincang dengan pengunjung di sana, pasti kamu menemukan 2-3
persamaan dalam dirimu dan mereka. Atau kamu juga bisa bergabung dengan
komunitas yang bermanfaat di luar kampus seperti Hipwee Community di
kotamu. Akan ada banyak kegiatan yang dapat memancing bakat dalam dirimu,
mengasah jiwa sosialmu terhadap sesama. Teman bisa menjadikanmu tempat untuk
bercermin, dengan melihat temanmu sukses kamu akan terdorong untuk melakukan
hal-hal yang serupa
7. Kontribusimu Kami Tunggu,
Karena Berkarya Bukan Soal Umur
Mahasiswa identik dengan ide-idenya yang luar biasa, oleh karena itu
berkontribusilah untuk almamater tercintamu. Berkaryalah meski tak diakui.
Berkaryalah meski tak diberi harga. Berkaryalah meski sering dihina.
Berkaryalah atas pencapaianmu selama ini. Berkaryalah untuk dirimu dan orang
lain, meninggalkan sesuatu yang memang pantas untuk dikenang dan menjadi
pembelajaran. Buatlah menjadi hal-hal yang mendorong orang-orang disekitarmu
untuk melakukan hal-hal positif. Tuangkan segala kreasi, ekspresimu dan
unek-unekmu dalam suatu karya yang berinovasi.
Kamu adalah generasi penggerak, berada pada posisi yang terdidik yang
seharusnya membangun ide bukan hanya untuk mengkritisi saja. Semua bisa
berbicara, semua mampu menulis, tapi hanya sedikit dari mereka yang sanggup
menginspirasi serta membuka mata melalui karya-karya mereka. Dan kamu harus
menjadi bagian dari yang sedikit itu. Kalau bisa berkontribusi sekarang kenapa
harus menunggu nanti untuk berkarya? Penyesalan datang tanpa diundang lho ya
8. Berproses adalah Kunci Utama
dari Pengalaman Hebat Menuju Usaha Untuk Memantaskan Diri
Ketika ditanya apa sih keuntungan jadi mahasiswa yang nggak biasa-biasa
aja, yang gampang ikut kegiatan seperti lomba, organisasi, himpunan, komunitas,
kepanitiaan dan segala urusan akademik? Jawabannya sederhana, karena kamu perlu
berkembang. Kamu ingin berpartisipasi dalam kegiatan di kampus atau luar
kampus, meskipun hanya sebagai volunteer tapi kamu takut jika
akademikmu terganggu.
Jika ingin tau sampai dimana dirimu telah berkembang, cobalah untuk
melakukan hal-hal yang menjadi momokmu selama ini. Porsi waktumu dengan orang
lain adalah sama-sama 24 jam, jadi kenapa tidak mencoba untuk mengatur waktu?
Ketakutanmu hanyalah ilusi semata, hadapi untuk mengalahkannya. Jadi mau sampai
kapan harus menjadi pribadi dengan karakter yang sama terus-menerus sedangkan
semakin tinggi tingkat kamu semakin banyak pula hal-hal yang menjadi
penghalang. Kalau ada penghalang lalu sengaja dihindari kapan kamu tau potensi
dalam dirimu? Kenapa nggak mencoba hal-hal baru untuk menggali dirimu sendiri?
Mungkin kamu tidak mengira bahwa selama ini ada banyak hal tersembunyi yang
ternyata kamu mampu melakukannya, hanya saja kamu selalu meragukan kemampuan
yang kamu miliki.
Kamu tidak bisa terus-menerus berpikir bahwa semua yang kamu lakukan tidak
ada gunanya. Kamu tidak bisa membiarkan dirimu sendiri tenggelam dalam sebuah
pertanyaan, “kenapa tidak sesuai dengan keinginanku?” Kamu yang sepantasnya
memiliki kendali penuh atas dirimu, kenapa tidak memulai dan mencoba berpikir
untuk mengubah hal-hal yang tidak layak bagi dirimu? Tidak perlu menunggu orang
lain untuk melakukannya.
Tidak perlu menahan dirimu dari dunia luar, bertemulah dengan orang-orang
yang akan menginspirasi setiap langkahmu, karena mereka punya segudang
pengalaman dibandingkan kamu. Jangan jadi padi yang kosong. Kamu nggak mau kan
kalau 3-5 tahun setelah kamu lulus dari perguruan tinggi merasa menyesal karena
tidak melakukan hal-hal yang selayaknya dilakukan mahasiswa?
Ini adalah bagian dari prosesmu dan setiap langkah yang kamu lewati harus
kamu hargai, dengan begitu usahamu untuk memantaskan diri di masa depan tidak
akan pernah sia-sia. Kamu belajar untuk berkembang, tidak ada yang perlu
disesali jika langkahmu keliru, karena ini berarti kamu berada satu langkah
menuju kedewasaan
SumberShare :
http://www.hipwee.com/list/sebelum-menyesal-ini-nih-alasan-kenapa-kamu-harus-jadi-mahasiswa-yang-nggak-biasa-biasa-aja/
0 komentar:
Posting Komentar