Buku-Buku Penulis Biografi Karya
“Ibuku”
p
|
ada
saat liburan sekolah, Turza memiliki kebiasaan tidur lama dan bangun siang pada
hari minggu, tetapi pada minggu ini dia bangun awal karena ingin ke gudang
karena penasaran atas lemari lama yang ada di gudangnya , turza iseng untuk
membongkar lemari lama yang ada di gudang rumahnya,ia penasaran atas lemari
itu, lemari itu seperti banyak menyimpan buku-buku lama yang masih disimpan
oleh ibunya. Pada saat itu kebetulan ibunya sedang pergi ke luar rumah dengan
kakaknya untuk berbelanja ke pasar dan swalayan yang cukup lama, sedangjkan ayahnya
sedang bekerja di kantor ia pun asik dengan membuka dan melihat lihat isi
lemari. Tanpa sengaja ia menemukan buku yang sangat tertarik yaitu buku tentang
“Biografi ” seseorang, ia bingung mengapa ibunya masih menyimpan buku seperti
itu, ia pun penasaran dan berniat untukmembaca isi buku itu, turza pun
membereskan buku-buku yang sudah dibongkarnya dan segera pergi ke luar gudang
untuk membaca buku di tempat yang lebih tenang,saat itu turza menuju ke
kamarnya.
Turza : “Mengapa ibu
menyimpan buku tentang biografi? Untuk
apa ibu menyimpan buku ini? Apa pentingnya buku ini sehingga ibu masih
menyimpan buku ini selama bertahun-tahun?” (Turza
berfikir tentang bukun tersebut)
Selagi asik membaca buku
biografi itu, tidak lama kemudian ibunya pulang dengan anak tertuanya fauzan dan
turza tidak menyadari kedatangan ibu dan kakaknya.
Ibu : “Asalamualaikum..”
Fauzan : “ Kok kayaknya sepi di rumah bu, Turza
kemana ya?”
Ibu : “ Mungkin adikmu itu masih tidur
nak, ini kan hari minggu, wajar lah dia gitu, ya sudah kita masuk saja ,percuma
juga kita di luar, tolong ibu bawakan keranjang sayur tadi ya zan”
Fauzan : “Dia itu hanya bisa tidur saja, pemalas ! baik
bu, ibu masuk saja duluan, barang yang berat biar fauzan saja yang membawanya”
Ibu :”Tidak boleh bicara seperti itu
nak, biarkan aja. Terima kasih ya zan”
Fauzan : “ iya bu, maaaf.. ,”
Ibu langsung pergi ke
dapur untuk membereskan dapur, mengemaskan rumah dan memasak, setelah fauzan
selesai membantu ibunya, fauzan berniat untuk pergi ke kamar turza untuk
membangunkan adiknya itu.
Fauzan : (mengetuk
pintu)“Hei pemalas , ! sampai kapan kau selesai untuk bekerja tidur, ?
kalau masih belum bangun juga akan kakak simbur dan mandikan kau sekarang
juga,”
Turza : “ Aku sudah bangun kak, jangan cerewet,
! cobalah berhenti untuk menasihatiku, aku bukan anak kecil lagi,!”
Fauzan :”Hemm,, ? Boleh kakak masuk kamarmu?, maaf
kan kakak ya, kakak hanya bercanda saja,
hehe”
Turza :”Masuk saja, negera ini kan Negara
bebas,?? Kenapa tidak boleh?”
Fauzan : “Itu benar juga, baik kakak masuk, hey
apakah kau sudah sarapan, mandi ataupun membereskan kamarmu? Cobalah untuk
belajar membersihkan barang-barang pribadimu, jangan suka menyusahkan ibu”
Turza :”Sebelum kakak mengatakannya, aku
sudah melakukan itu, jangan menasihatiku, aku malas mendengar ocehanmu itu
kak, aku sedang membaca buku ini,
cobalah untuk berhenti mengoceh dan diam “
Fauzan :”Baca buku??? Sejak kapan kau suka
membaca buku? Apa kau sudah bangun,? Dan apa benar juga kau sudah mandi dan
membereskan kamarmu, ? kenapa masih berantakan sekali disini,”
Turza : “Diamlah !”
Fauzan : “Hhemm,, baik kakak akan diam, “
Fauzan diam-diam melihat
buku yang dibaca oleh turza, dia juga penasaran dengan buku yang dibaca oleh
adiknya, dia bingung darimana adiknya mendapatkan buku itu, karena buku yang
dibaca adiknya adalah buku tentang biografi.
Fauzan : “Maaf turza, kakak menggangumu lagi,
tapi kakak penasaran buku itu? Buku apa itu? Darimana kau mendapatkan buku
itu?”
Turza :” Tidak papa kak, sebenarnya ini
buku aku ambil dari lemari jelek yang ada di gudang, aku sudah lama penasaran
dengan lemari itu, aku iseng dan membongkar lemari itu, tanpa sengaja aku
mendapatkan buku ini, apa kakak tau sesuatu tentang buku ini?”
Fauzan :”Coba kakak lihat,,? , buku ini kan
buku?”
Turza :” Buku apa kak?, kakak tau
sesuatu??”
Fauzan :” Kakak kira ini cuman buku biografi
biasa, ternyata ini buku biografi yang pernah ibu tulis za,”
Turza :”ibu menulisnya?? Untuk apa?”
Fauzan :”Jadi begini, ibu pernah
menceritakan kepada kakak bahwa ia di waktu muda ingin bercita cita sebagai
penulis buku, jadi ia selalu menulis dan menulis, salah satu karya tulisan nya
adalah buku ini za,,”
Turza :” lalu mengapa ia tidak menjadi
seorang penulis sekarang? Kenapa ia tidak menerbitkan buku-bukunya, padahal
sangat bagus kak, buku ini sangat bisa menginspirasi orang banyak.”
Fauzan :”Kakak pernah membaca buku ini
sama sepertimu, waktu kakak iseng membongkar lemari buku ibu, lemari di gudang
itu dulunya adalah bekas lemari buku
ibu, ibu tidak mau orang lain membaca buku-bukunya karena itu merupakan
cita-cita lamanya, ia ingin melupakan cita-citanya, buku biografi itu merupakan
karya buku terakhir ibu, dia menulis buku biografi itu karena dia sangat terpukul atas kehilangan sahabatnya
dulu, sahabat ibu itu sangat berjasa dalam hidup ibu, sahabat ibu itulah yang
membuat ibu berubah, karena dulunya ibu itu adalah seseorang yang jauh dari
kesejahteraan, sahabat ibu jugalah yang memperkenalkan ayah kepada ibu dulu
untuk menjadi suaminya, sahabat ibu itu ingin ibu sejahtera dan tidak susah
dalam hidup. Waktu ia ingin menerbitkan buku-bukunya, ia mendengar sahabatnya
sakit parah dan akhirnya meninggal, maka itu sampai sekarang ibu mengurungkan niatnya
untuk sahabatnya, padahal jika ibu berhasil menerbitkan bukunya serta sukses,
ibu akan menyerahkan keberhasilannya kepada sahabatnya, karena sahabatnya
meninggal ibu jadi merasa sedih dan akhirnya memutuskan untuk tidak menerbitkan
bukunya za,.”
Turza :”Begitukah kak? Heeemm kasihan
ibu, aku mengerti bagaimana perasaan ibu, tapi kita harus memaksa ibu untuk
menerbitkan buku-bukun ini, aku ingin ibu bisa menggapai cita-citantya, ibu
harus bangkit dari kesedihan ibu dan meneruskan cita-citanya, meninggalnya
sahabat ibu bukan berarti ibu harus berhenti mengejar impiannya itu kak,
mengapa kakak dari dulu sudah tau tentang hal ini, tetapi tidak mencoba
menasihati ibu? Daripada mengoceh
seperti om om kepadaku?”
Fauzan :” Hah!! Apa kau bilang??? Aku
seperti om om, wajar saja aku seperti ini, aku ini kakakmu, sudah tugasnya
seorang kakak untuk menasihati adiknya, !”
Turza ;”Haha kakak itu pantasnya memang
jadi om ku bukan kakakku, ! lebih tepatnya kakak itu bukan menasihatiku tapi
mengoceh tidak jelas di hadapanku”
Fauzan :”Berhenti bicara kau turza atau
kakak akan..?!!”
Turza :” Akan apa??? Hahaha..”
Fauzan :”Kakak tidak akan memberimu jatah
uang jajan lagi dan tidak akan membantu mu lagi jika kau Pr dari sekolah!”
Turza : “Kalau itu masalah kecil kak,
aku bisa meminta bantuan dari ayah saja, haha, sudahlah kak, bagaimana saranku
tentang cita-cita ibu tadi?”
Fauzan :”Hah! Terserah kau saja, kau
jangan lagi meminta bantuan kakak, oke nanti kita akan coba bicarakan ini
terhadap ibu, apa ayah juga diberi tahu?”
Turza :”Kenapa harus nanti kak? Kenapa
tidak sekarang saja, lebih cepat lebih bagus bukan, masalah ayah itu nanti
saja. Sekarang kita bujuk ibu dulu kak?’
Fauzan :” Kau masih ada tugas yang harus
kau kerjakan, bereskan kamarmu ini dulu, kau rapikan dulu semuanya,!”
Turza :”Hah! Cerewet, !! iya aku akan
membereskannya, temui ibu duluan , katakakan padanya bahwa kita ingin bicara,
tapi jangan bicarakan dulu kalau kita ingin membahas tentang cita-citanya.”
Fauzan :”Bereskan sajan kamarmu itu, kalau tentang itu kakak lebih tau
bagaimana cara berbicara dan meluluhkan hati ibu. Selamat bekerja ya, kakak
keluar dulu ingat harus bersih, Haha”
Fauzan pun meninggalkan
adiknya dan bergegas menemui ibunya, ternyata di dapur ibunya sedang memasak
makanan untuk makan siang.
Fauzan : “ Hai ibu, belum selesai ya,, apa
fauzan bisa membantu ibu?”
Ibu :” Tidak usah nak, biar ibu
saja, ada apa? Tumben mau membantu ibu memasak
di dapur,? Dimana turza, apa dia masih belum bangun. Bangunkan adikmu
zan, ini sudah terlalu siang, dia belum mandi dan semacamnya,, ayo sana,,,”
Fauzan :”Dia sudah bangun lebih awal bu,
sekarang ia sedang membereskan dan membersihkan kamarnya. Fauzan memang ingin
memmbantu ibu, tapi bukan memasak, ini soal cita-cita ibu sebagai penulis.”
Ibu :” Kenapa nak? Kenapa kamu
membahas tentang itu lagi”
Fauzan :”Ini permintaan turza bu, turza iseng
membongkar lemari buku lama ibu yang ada di gudang, ia menemukan buku biografi
yang ibu tulis tentang sahabat ibu, ia ingin ibu melanjutkan cita-cita ibu,
fauzan sudah menceritakan masa lalu ibu tentang buku itu, fauzan dan turza sangat ingin membantu ibu”
Turza :” Itu benar bu,! ( Turza tiba-tiba datang dan menghampiri
kakak dan ibunya) “
Ibu :”Hei anak ibu, kamu sudah
bangun nak?”
Turza :”Sudah dari tadi kok bu, yang
dikatakan kakak itu benar, ibu tidak boleh melupakan cita-cita ibu hanya karna
meninggalnya sahabat ibu, seharusnya ibu tambah semangat untuk menerbitkan
buku-buku ibu, ibu harus semangat dan yakin bu, kalau ibu akan sukses,bukannya
ibu menyerah sebelum mencoba”.
Fauzan :”Bagaimana bu,? Apa yang
dikatakan turza itu baik untuk ibu,”
Ibu :”(ibu terharu mendengar kata-kata anaknya) Kalian benar, ibu sudah
mengambil tindakan yang salah, maafkan ibu ya nak, terima kasih sudah menyadarkan
ibu, ibu akan terbitkan buku-buku ibu,ibu kan tulis ulang buku ibu lalu akan ibu
terbitkan, memang belum tentu di terima tapi ibu akan coba, ayah kalian pasti
mendukung.”
Fauzan dan Turza tersenyum, mereka berdua berhasil
meyakinkan ibunya, akhirnya ibu mengetik dan menulis ulang karya-karya tulisan
ibu dan segera menngirimkan karya bukunya dan menyebar luaskan karya nya.
Buku-buku itu banyak menginspirasi orang-orang banyak, apalagi buku tentang
biografi sahabatnya. Dengan begitu dia telah mencapai cita-citanya berkat kedua
anaknya. Ayah mereka bangga atas anak-anaknya dan kegigihan istri tercintanya.
Karya Julia Iqlimawati
0 komentar:
Posting Komentar